Blogger Jateng

ETIKA BERIBADAH


ETIKA BERAKIDAH

Bismillahirrahmanirrahim

KATA PENGANTAR

Imam Abu Hamid Muhammad Ibn Muhammad al-Gazali-semoga Allah menga- sibinya bertutur:

Saya haturkan segala puji bagi Allah dengan segala ketundukan atas kebesaran-Nya sambil memohon kesempurnaan nikmat-Nya, mendapatkan taufiq, pertolongan dan ketaatan (kepada)-Nya, terjaga dari kehinaan dan maksiat kepada-Nya, berhias dengan dekorasi nikmat-nikmat-Nya. Saya hatur- kan juga salawat dan salam pada Muḥammad, hamba, utusan, dan makhluk terbaik-Nya seraya menyatakan ketundukan pada kenabiannya, memohon syafaat pertolongannya, menunaikan kebenaran risalah pesannya, dan setia mengikuti sumpah kesuciannya, beserta seluruh keluarga, sahabat, dan anak-cucunya.

Wahai saudaraku yang sedang bermuram durja, menahan emosi dan panas di dada, serta terpecah pikiran dan konsentrasinya! Setelah mendengarkan penuturanmu tentang pelecehan dan hujatan seke- lompok orang yang basad atas kitab-kitab karangan kami tentang rahasia-rahasia interaksi beragama (Mu'amalah ad-Din), serta tuduhan mereka bahwa kitab-kitab tersebut memuat hal-hal yang bertenta- ngan dengan mazhab al-Asḥāb al-Mutaqaddimin (kalangan salaf) dan syekh-syekh pakar teologi, juga klaim asumtif mereka bahwa menyimpang dari mazhab Asy'ariyyah, meski sebatas jengkal pun sudah termasuk kafir, bahkan berbeda sedikit saja merupakan bentuk kesesatan dan kerugian.

Saudaraku tercinta yang membarakan fanatis- me! Tenanglah akan segala ucapan dan tuduhan mereka, diamkan saja mereka, biarkan saja orang yang dengki mencaci, diamkan saja orang yang tidak mengerti esensi kekafiran atau kesesatan. Coba siapa pendakwah yang lebih sempurna dan lebih pintar daripada Pemimpin para rasul, Muḥammad Saw? Toh mereka (orang-orang kafir dan syirik) mengatakan beliau sebagai orang gila. Juga ucapan siapa yang lebih luhur dan benar dari kalām Tuhan semesta alam? Toh mereka tetap saja menghujatnya sebagai mantera orang-orang zaman dahulu (asațir al-awwalin). Makanya, jangan kau pedulikan hujat permusuhan dan jangan pula kau layani ketamakan sangkalan mereka dengan ketamakan menyangkal mereka, karena engkau hanya akan terjebak dalam ketamakan yang tidak perlu ditamaki dan bersuara di tempat yang kedap suara. Apakah engkau belum pernah mendengar senandung sebuah syair...

Setiap permusuhan masih bisa diharapkan keselamatannya kecuali memusuhi orang yang memusuhimu karena hasad.

Jikalau ada ketamakan pada salah satu manu- sia di dalam diri Rasulullah, niscaya tidak akan dibacakan atas mereka seperangkat ayat-ayat pesimisme, atau tidak akan pernah pula kau dengar firman-firman berikut: "Dan jika perpalingan mere- ka (darimu) terasa amat berat bagimu, maka jika kamu dapat membuat lubang di bumi atau tangga menuju langit, lalu kamu dapat mendatangkan mukjizat kepada mereka, (maka buatlah). Kalau Allah menghendaki tentu saja Allah menjadikan mereka semua dalam petunjuk, sebab itu janganlah kamu sekali-kali termasuk orang-orang yang jahil" (QS. al-An'am [6]: 35) "Dan seandainya Kami membukakan pada mereka salah satu dari (pintu-pintu) langit, lalu mereka terus-menerus naik ke atasnya; tentulah mereka berkata: Sesungguhnya pandangan kamilah yang dikaburkan, bahkan kami adalah orang-orang yang terkena sibir," (Q.S. al-Hijr [15]: 14-15) “Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka sendiri, tentulah orang-orang kafir itu berkata: ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata,” (Q.S. al-An'am [6]: 7) “Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpul- kan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka niscaya mereka tidak akan juga beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (Q.S. al- An'am [6]: 111)

Ketahuilah bahwa kafir dan iman beserta pembatas (ḥadd) keduanya, serta kebenaran dan kebatilan beserta rahasia keduanya tidak akan terkuak di dalam hati-hati yang telah terkontami- nasi oleh ambisi jabatan kehormatan, harta kekaya- an beserta cinta (kepada) keduanya, melainkan hanya tersingkap untuk hati yang; pertama, bersih dari noda kotoran dunia; kedua, lekat dengan riyāḍah yang sempurna; ketiga, bersinar dengan zikir yang bening; keempat, segar oleh pemikiran yang benar; dan kelima, terpatron dengan inherensi batasan-batasan Syara', sehingga ruah cahaya ter- pancar melimpah di atasnya dari cahaya kenabian, dan ia seperti sebuah cermin yang mahabening, serta menjadi lentera iman di dalam semprong yang di dalamnya memancar sinar-sinar, hingga seolah-olah minyaknya bersinar meski tidak tersentuh oleh api. Mana ada rahasia-rahasia malakut yang diperlihatkan pada kaum yang tuhan mereka adalah hawa nafsu mereka sendiri, sesembahan mereka adalah para penguasa, kiblat mereka adalah dinar dan dirham, hukum mereka adalah kesembronoan, kehendak mereka adalah pangkat kehormatan dan kesenangan, ibadah mereka adalah pelayanan pada orang-orang kaya, zikir mereka adalah rayuan gombal, simpanan kekayaan mereka adalah para politikus, dan pemikiran mereka adalah deduksi tipu daya yang memang sudah menjadi tuntutan susila mereka. Bagaimana mereka dapat membedakan kegelapan kufur dari sinar iman?! Dengan ilham ilahikah, sementara mereka belum mengosongkan hati mereka dari kotoran-kotoran dunia yang men- jadi syarat resepsinya, ataukah dengan kesempurna- an intelektual, sementara kapabilitas keilmuan mereka hanya sebatas masalah najis dan air zakfaran, serta yang sejenisnya?! Oh betapa jauhnya! Apakah tuntutan ini akan lebih berharga dan lebih mulia untuk bisa ditangkap dengan cita ataukah akan diperoleh dengan banyak kemudahan! Maka urusi- lah dirimu sendiri dan jangan sia-siakan sisa usiamu untuk menggubris mereka. “Maka berpalinglah dari orang yang berpaling dari peringatan Kami, dan tidak menginginkan kecuali kehidupan duniawi. Itulah sejauh- jauh pengetahuan mereka. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia- lah yang paling mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia pulalah yang paling mengetahui siapa yang mendapat petunjuk." (Q.S. an-Najm [53]: 29-30)

Posting Komentar untuk "ETIKA BERIBADAH"