Apakah Iman Bisa Bertambah dan Berkurang.?

 Fatawa Khalili: Apakah Iman Bisa Bertambah dan Berkurang.?

سئل عن الإيمان هل يزيد وينقص؟

Pertanyaan: Apakah iman itu bertambah dan berkurang?

أجاب نعم الإيمان يزيد وينقص، يزيد بزيادة الطاعات وينقص بنقصانها، والأصل في ذلك قوله تعالى {هو الذي أنزل السكينة في قلوب المؤمنين ليزدادوا إيمانا مع إيمانهم} وقوله تعالى {ويزداد الذين آمنوا إيمانا} وقال الشيباني في عقيدته: وإيماننا قول وفعل ونية، ويزداد بالتقوى وينقص بالردا. وقال أبو القاسم الجنيد رحمه الله تعالى: في الإيمان ما لا يزيد ولا ينقص، وإيمان يزيد ولا ينقص، وإيمان يزيد وينقص، فأما ما لا يزيد ولا ينقص فهو إيمان الملائكة عليهم الصلاة والسلام، فإنهم مكلفون بعمل لا يزيدون عليه ولا ينقصون، لقوله تعالى {يسبحون الليل والنهار لا يفترون} فإيمانهم معتدلة لا تزيد ولا تنقص، وأما ما يزيد ولا ينقص فهو إيمان الأنبياء عليهم الصلاة والسلام، يزيد بزيادة الطاعة، وليس عليهم معصية ينقص إيمانهم بها لأنهم معصومون، وأما ما يزيد وينقص فهو إيمان المسلمين، يزيد بزيادة الطاعات وينقص بارتكاب المعاصي. وقيل: إن حقيقة الإيمان لا يزيد ولا ينقص لأنه تصديق قلبي، وهو لا يتصور فيه زيادة ولا نقصان؛ لأن من حصل له حقيقة التصديق سواء عمل الطاعات أم ارتكب المعاصي فتصديقه لا يغير أصلا، والآيات الدالة على زيادة الإيمان محمولة على زيادته في عصره - صلى الله عليه وسلم - بزيادة ما يؤمنون به مما يتجدد من الفرائض. وهذا ممنوع عند السادة الشافعية، كيف وقد قال الله تعالى عن السيد الجليل إبراهيم الخليل {قال بلى ولكن ليطمئن قلبي} وقال تعالى {ثم لترونها عين اليقين} فدل على أن الإيمان يزيد وينقص، كما عليه الأشاعرة، والله تعالى أعلم

Jawaban:
Ya, iman dapat bertambah dan berkurang. Iman bertambah dengan bertambahnya ketaatan dan berkurang dengan berkurangnya ketaatan. Dasar dari hal ini adalah firman Allah Ta’ala:

  • {Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang beriman agar keimanan mereka bertambah di atas keimanan mereka (yang telah ada)}
  • {Dan supaya orang-orang yang beriman bertambah imannya}

Asy-Syaibani dalam kitab Aqidah-nya berkata:
"Iman kita adalah perkataan, perbuatan, dan niat; ia bertambah dengan ketakwaan dan berkurang dengan kehinaan."

Abu al-Qasim al-Junaid rahimahullah berkata:
"Dalam iman terdapat beberapa tingkatan: ada yang tidak bertambah dan tidak berkurang, ada yang bertambah tetapi tidak berkurang, dan ada yang bertambah dan berkurang."

  • Yang tidak bertambah dan tidak berkurang adalah iman para malaikat, karena mereka diberi tugas yang tetap dan tidak berubah, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
    {Mereka bertasbih malam dan siang tanpa henti}.
    Oleh karena itu, iman mereka tetap, tidak bertambah maupun berkurang.
  • Yang bertambah tetapi tidak berkurang adalah iman para nabi, karena iman mereka bertambah dengan bertambahnya ketaatan, tetapi tidak berkurang karena mereka dijaga dari perbuatan maksiat.
  • Yang bertambah dan berkurang adalah iman kaum muslimin. Iman mereka bertambah dengan bertambahnya ketaatan dan berkurang dengan melakukan kemaksiatan.

Sebagian ulama berpendapat bahwa hakikat iman itu sendiri tidak bertambah dan tidak berkurang, karena iman adalah keyakinan hati (tashdiq qalbi) yang tidak dapat mengalami perubahan. Baik seseorang melakukan ketaatan maupun kemaksiatan, keyakinan hatinya tetap tidak berubah. Ayat-ayat yang menunjukkan bertambahnya iman diartikan sebagai bertambahnya aspek iman pada masa Rasulullah ﷺ, yaitu dengan bertambahnya kewajiban-kewajiban baru yang mereka imani.

Pendapat ini ditolak oleh para ulama Syafi'iyah. Bagaimana mungkin, sedangkan Allah Ta’ala berfirman tentang Nabi Ibrahim al-Khalil:

  • {Ya Tuhan, agar hatiku menjadi tenang}
  • {Kemudian sungguh, kamu akan melihatnya dengan mata keyakinan}

Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa iman bisa bertambah dan berkurang, sebagaimana yang diyakini oleh Asy’ariyah.

Dan Allah Ta’ala lebih mengetahui.

0 Komentar

Posting Komentar